Tuesday, May 4, 2010

Pentingnya Membaca Al-Qur'an


Al-Qur'an adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Al-Qur'an adalah sumber hukum yang pertama bagi kaum muslimin. Banyak sekali dalil yang menunjukkan keutamaan membaca Al-Quran serta kemuliaan para pembacanya. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala , artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rizki yang kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharap perniagaan yang tidak akan merugi." (Faathir : 29).

Al-Qur'an adalah ilmu yang paling mulia , karena itulah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya bagi orang lain, mendapatkan kemuliaan dan kebaikan dari pada belajar ilmu yang lainya. Dari Utsman bin Affan radhiyallah 'anhu , beliau berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya." (HR. Al-Bukhari).

Para ahli Al-Qur'an adalah orang yang paling berhak untuk menjadi imam shalat. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"(Yang) mengimami suatu kaum adalah yang paling qari bagi kitab Allah, maka jika mereka sama dalam bacaan maka yang paling 'alim bagi sunnah (hadits), maka jika mereka dalam As-Sunnah juga sama maka yang paling dulu hijrah, maka jika mereka juga sama dalam hijrah maka yang lebih tua usianya." (HR. Muslim)

Diriwayatkan juga oleh Imam Al-Bukhari, bahwa yang duduk di majlis Khalifah Umar Shallallahu 'alaihi wa sallam di mana beliau bermusyawarah dalam memutuskan berbagai persoalan adalah para ahli Qur'an baik dari kalangan tua maupun muda.

Keutamaan membaca Al-Qur'an di malam hari

Suatu hal yang sangat dianjurkan adalah membaca Al-Qur'an pada malam hari. Lebih utama lagi kalau membacanya pada waktu shalat. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala , artinya: "Diantara ahli kitab itu ada golongan yang berlaku lurus (yang telah masuk Islam), mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu malam hari, sedang mereka juga bersujud (Shalat)." (Ali Imran: 113)

Ibnu Katsir dalam tafsirnya ketika menerangkan ayat ini menyebutkan bahwa ayat ini turun kepada beberapa ahli kitab yang telah masuk Islam, seperti Abdullah bin Salam, Asad bin Ubaid, Tsa'labah bin Syu'bah dan yang lainya. Mereka selalu bangun tengah malam dan melaksanakan shalat tahajjud serta memperbanyak memba-ca Al-Qur'an di dalam shalat mereka. Allah memuji mereka dengan menyebut-kan bahwa mereka adalah orang-orang yang shaleh, seperti diterangkan pada ayat berikutnya.

Beberapa Peringatan bagi Ummat Islam tentang Al-Qur'an

Jangan riya' dalam membaca Al-Qur'an
Karena membaca Al-Qur'an merupa-kan suatu ibadah, maka wajiblah ikhlas tanpa dicampuri niat apapun. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala , artinya: "Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agama dengan lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menuaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (Al-Bayyinah: 5).

Kalau timbul sifat riya' saat kita membaca Al-Qur'an tersebut, kita harus cepat-cepat membuangnya, dan mengembalikan niat kita, yaitu hanya karena Allah. Karena kalau sifat riya' itu cepat-cepat disingkirkan maka ia tidak mempengaruhi pada ibadah membaca Al-Qur'an tersebut. (lihat Tafsir Al 'Alam juz 1, hadits yang pertama).
Kalau orang membaca Al-Qur'an bukan karena Allah tapi ingin dipuji orang misalnya, maka ibadahnya tersebut akan sia-sia. Diriwayatkan dari Abu Hurairah , bahwa Rasulullah n bersabda, artinya:
"Dan seseorang yang belajar ilmu dan mengajarkannya dan membaca Al-Qur'an maka di bawalah ia (dihadapkan kepada Allah), lalu (Allah) mengenalkan-nya (mengingatkannya) nikmat-nikmatnya, iapun mengenalnya (mengingatnya) Allah berfirman: Apa yang kamu amalkan padanya (nikmat)? Ia menjawab: Saya menuntut ilmu serta mengajarkannya dan membaca Al-Qur'an padaMu (karena Mu). Allah berfirman : Kamu bohong, tetapi kamu belajar agar dikatakan orang "alim", dan kamu mem-baca Al-Qur'an agar dikatakan "Qari', maka sudah dikatakan (sudah kamu dapatkan), kemudian dia diperintahkan (agar dibawa ke Neraka) maka diseretlah dia sehingga dijerumuskan ke Neraka Jahannam." (HR. Muslim)
Semoga kita terpelihara dari riya'.

Jangan di jadikan Al-Qur'an sebagai sarana untuk mencapai tujuan-tujuan dunia.

Misalnya untuk mendapatkan harta, agar menjadi pemimpin di masyarakat, untuk mendapatkan kedudukan yang tinggi, agar orang-orang selalu meman-dangnya dan yang sejenisnya. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala , artinya:
"…Dan barang siapa yang menghen-daki keuntungan di dunia, kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia, dan tidak ada baginya kebaha-gianpun di akhirat. (As-Syura: 20).
"Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki …" (Al Israa' : 18)

Jangan mencari makan dari Al-Qur'an

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Bacalah Al-Qur'an dan janganlah kamu (mencari) makan dengannya dan janganlah renggang darinya (tidak membacanya) dan janganlah berlebih-lebihan padanya." (HR. Ahmad, Shahih).
Imam Al-Bukhari dalam kitab shahih-nya memberi judul satu bab dalam kitab Fadhailul Qur'an, "Bab orang yang riya dengan membaca Al-Qur'an dan makan denganNya", Maksud makan dengan-Nya, seperti yang dijelaskan Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bari.

Diriwayatkan dari Imran bin Hushain radhiyallah 'anhu bahwasanya dia sedang melewati seseorang yang sedang membaca Al-Qur'an di hadapan suatu kaum . Setelah selesai membaca iapun minta imbalan. Maka Imran bin Hushain berkata: Sesungguhnya saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Barangsiapa membaca Al-Qur'an hendaklah ia meminta kepada Allah Tabaraka wa Ta'ala. Maka sesungguhnya akan datang suatu kaum yang membaca Al- Qur'an lalu ia meminta-minta kepada manusia dengannya (Al-Qur'an) (HR. Ahmad dan At Tirmizi dan ia mengatakan: hadits hasan)
Adapun mengambil honor dari mengajarkan Al-Qur'an para ulama berbeda pendapat dalam hal ini. Para ulama seperti 'Atha, Malik dan Syafi'i serta yang lainya memperbolehkannya. Namun ada juga yang membolehkannya kalau tanpa syarat. Az Zuhri, Abu Hanifah dan Imam Ahmad tidak mem-perbolehkan hal tersebut.Wallahu A'lam.

Jangan meninggalkan Al-Qur'an.
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala , artinya: "Dan berkata Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur'an ini sesuatu yang tidak diacuhkan". (Al-Furqan: 30).
Sebagian orang mengira bahwa meninggalkan Al-Qur'an adalah hanya tidak membacanya saja, padahal yang dimaksud di sini adalah sangat umum. Seperti yang dijelaskan Ibnu Katsir dalam tafsirnya tentang ayat ini. Dia menjelaskan bahwa yang dimaksud meninggalkan Al-Qur'an adalah sebagai berikut;

Apabila Al-Qur'an di bacakan, lalu yang hadir menimbulkan suara gaduh dan hiruk pikuk serta tidak mendengarkannya.

Tidak beriman denganNya serta mendustakanNya

Tidak memikirkanNya dan memahamiNya

Tidak mengamalkanNya, tidak menjunjung perintahNya serta tidak menjauhi laranganNya.

Berpaling dariNya kepada yang lainnya seperti sya'ir nyanyian dan yang sejenisnya.

Semua ini termasuk meninggalkan Al-Qur'an serta tidak memperdulikan-nya. Semoga kita tidak termasuk orang yang meninggalkan Al-Qur'an. Amin.

Jangan ghuluw terhadap Al-Qur'an

Maksud ghuluw di sini adalah berlebih-lebihan dalam membacaNya.
Diceritakan dalam hadits yang shahih dari Abdullah bin Umar radhiyallah 'anhu beliau ditanya oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam . Apakah benar bahwa ia puasa dahr (terus-menerus) dan selalu membaca Al-Qur'an di malam hari. Ia pun menjawab: "Benar wahai Rasulullah!" Kemudian Rasulullah memerintah padanya agar puasa seperti puasa Nabi Daud alaihis salam , dan membaca Al-Qur'an khatam dalam sebulan. Ia pun menajwab: Saya sanggup lebih dari itu. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: bacalah pada setiap 20 hari (khatam). Iapun menjawab saya sanggup lebih dari itu. Rasulullah berasabda : Bacalah pada setiap 10 hari. Iapun menjawab: Saya sanggup lebih dari itu, lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Bacalah pada setiap 7 hari (sekali khatam), dan jangan kamu tambah atas yang demikian itu." (HR. Muslim)
Diriwayatkan dari Abdu Rahman bin Syibl radhiyallah 'anhu dalam hadits yang disebutkan diatas:
"Dan janganlah kamu ghuluw padanya. (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi).
Wallahu 'a'lam bishshawab. (Muham-mad Iqbal)

Rujukan:

  1. Tafsir Ibnu Katsir jilid 3 hal. 306
  2. Shahih Bukhari dan Shahih Muslim (Muhktasar).
  3. Fathu Al Bari jilid 10 kitab fadhailil Qur'an, Al Hafiz IbnuHajar
  4. At-Tibyan Fi Adab Hamalatil Qur'an, An Nawawi Tahqiq Abdul Qadir Al Arna'uth.
  5. Fadhail Al-Qur'an, Syekh Muhammad bin Abdul Wahab, Tahqiq Dr. Fahd bin Abdur Rahman Al Rumi.

Saturday, April 10, 2010

Tahniah !!! Zon Semerah Johan Keseluruhan Majlis Tadarus Al-Quran Peringkat Daerah Batu Pahat

Tahniah khas buat adik Arisya dan adik Ummi Nor Jannah di atas kejayaan yang di capai.
Adik Arisya mendapat tempat pertama dalam pertandingan berzanji perempuan manakala adik Ummi Nor Jannah mendapat tempat ke tiga dalam pertandingan Tilawah Al-Quran perempuan. Syabas dan tahniah...

Persembahan nasyid dari zon bandar.

Kesungguhan adik Arissya mengalunkan bacaan Berzanji di MTQ daerah Batu Pahat mendapat pujian dari para pengadil.

Adik Ummi sedang membuat semakan terakhir sebelum memperdengarkan bacaan Al-Quran kepada para juri.

Persembahan nasyid yang sangat mantap dari zon Yong Peng sekali gus menjuarai acara nasyid pada tahun ini .

Semua perserta dan guru pengiring dari zon Semerah bergambar beramai- ramai di atas pentas SK Seri Pasir. Tahniah dan syabas kepada zon Semerah mendapat johan keseluruhan MTQ daerah Batu Pahat .

Monday, March 29, 2010

Tahniah kepada peserta MTQ Zon Semerah yang telah berjaya.

Tempat keempat
Tempat Ketiga bagi acara kuiz.
Tempat keempat bagi acara bercerita
Naib johan bagi acara Hafazan Al-Quran
Tahniah kepada Adik Ummi Norjannah telah mendapat johan dalam pertandingan tilawah Al-Quran peringkat Zon semerah.

Pertandingan Sepanduk Sempena Sambutan Maulidir Rasul Sk Peserai

Tempat Kelima.
Tempat Keempat
Tempat Ketiga.
Naib Johan.

Johan pertandingan sepanduk sempena Sambutan Maulidur Rasul SK Peserai tahun 2010
Tahniah!!!

Monday, March 8, 2010

Sambutan Maulidurasul SK Peserai 2010






Tahniah kepada Panitia Agama Islam kerana berjaya mengadakan pertandingan spanduk di peringkat sekolah buat julung kalinya . Sambutan yang menggalakkan dari murid - murid yang mengambil bahagian dalam pertandingan tersebut. Terima kasih diucapkan kepada semua warga SK Peserai yang terlibat secara langsung atau pun tidak untuk menjayakan Majlis Maulidurasul yang telah diadakan.

Monday, February 1, 2010

Majlis Tadarus dan Khatam Quran

Wednesday, January 6, 2010

Bilik j-QAF SK Peserai




PKSR Bahasa Arab 2010

PKSR bahasa Arab sering dipandang remeh oleh kebanyakan guru-guru bahasa Arab itu sendiri khasnya guru-guru bahasa Arab di bawah program j-QAF sejak hampir 5 tahun yang lalu. Ramai yang tidak menyedari bahawa ujian penilaian kendalian sekolah rendah atau lebih dikenali dengan PKSR itu adalah sesuatu yang wajib dan mesti dilaksanakan oleh setiap guru mata pelajaran tersebut.

Memandangkan mata pelajaran bahasa Arab ini merupakan mata pelajaran bahasa asing yang baru diperkenalkan di sekolah rendah, kemahiran asas bahasa tersebut perlu diberi penekanan. Seperti yang sedia maklum, kemahiran mendengar diikuti dengan bertutur, membaca dan menulis adalah empat kemahiran yang perlu sentiasa diperhatikan dan diuji oleh guru mata pelajaran tersebut dari masa ke semasa. Sekiranya PKSR tidak pernah dijalankan melainkan ujian-ujian formatif/peperiksaan yang berbentuk ujian bertulis, maka tidak pernah berlaku jugalah apa-apa penilaian terhadap kemahiran MENDENGAR dan BERTUTUR selain membaca dan menulis yang diuji dalam ujian berbentuk formatif/peperiksaan tersebut.

Alasan pelaksanaannya yang membebankan bukan lagi sesuatu yang asing bagi kita. Rata-rata guru bahasa Arab hatta jurulatih utama (JLU) mata pelajaran ini sendiri pun tidak mampu melaksanakan PKSR seperti yang dituntut di dalam buku panduan pelaksanaan j-QAF oleh Kementerian Pelajaran Malaysia. Jawapan yang biasa kedengaran adalan kekangan masa dengan jumlah murid yang ramai dalam sesebuah kelas. Sememangnya itulah realiti yang terjadi di sekolah. Pelaksanaan PKSR yang tercatat di dalam buku panduan tersebut hanya indah pada teorinya sahaja. Pelaksanaannya tidak pernah menjadi realiti yang menepati panduan tersebut oleh ramai guru-guru bahasa Arab j-QAF di seluruh Malaysia.

Banyak percubaan daripada JLU-JLU dan ahli pemikir akedemik untuk menyelesaikan masalah pelaksanaan PKSR ini. Negeri Johor juga tidak terkecuali dengan percubaan berbentuk alternatif bagi melaksanakan PKSR ini dengan telus dan berkesan. Namun masih terdapat banyak lagi kelemahan dan kekosongan yang masih tidak dapat dielakkan dari melaksanakan PKSR ini dengan telus dan berkesan.

Satu jawatankuasa PKSR Bahasa Arab j-QAF peringkat kebangsaan telah dibentuk di Bahagian Pembangunan Kurikulum (BPK) Kementerian Pelajaran Malaysia. Saya juga telah dilantik menjadi setiausahanya. 20hb Oktober ini satu lagi mesyuarat akan diadakan di Kuala Lumpur selama 3 hari bersama BPK, bagi menyambung lagi perbincangan berkenaan pelaksanaan PKSR ini. Namun sebenarnya sejak Julai yang lalu lagi saya dan beberapa orang JLU dan pensyarah yang berkenaan telah dipanggil bermesyuarat di BPK untuk mengubah dasar pelaksanaan PKSR ini. Beberapa siri pertemuan dan mesyuarat telah diadakan untuk mendapat kata putus bagi menyelesaikan masalah ini. Akhirnya, setakat ini satu kata putus diperingkat jawatankuasa kecil telah pun disepakati seperti berikut bagi tujuan pelaksanaan PKSR tahun 2010 ;

- PKSR dijalankan hanya 4 kali setahun sahaja.
+ MAC - PKSR 1 (bab 1 - 3)
+ MEI - PKSR 2 (bab 4 & 5)
+ JULAI - PKSR 3 (bab 6 & 7)
+ OKTOBER - PKSR 4 (bab 8 - 10)

- Setiap PKSR mengandungi 50 markah
- Markah PKSR 1 dan 2 akan dicampur untuk mendapatkan 100% markah dan seterusnya menjadi markah peperiksaan pertengahan tahun. Begitu juga dengan markah PKSR 3 & 4 akan dicampur dan akan menjadi markah peperiksaan akhir tahun.

- Setiap PKSR mengandungi 2 kertas
+ Kertas 1 - ujian lisan (20 markah)
+ Kertas 2 - ujian penulisan (30 markah)

- Ujian lisan menguji kemahiran ;
+ mendengar
+ bertutur
+ membaca
- Manakala ujian penulisan pula mengandungi ujian kemahiran ;
+ membaca
+ dan menulis sahaja.

Mudah-mudahan dengan perubahan yang berlaku ini akan membolehkan ujian PKSR bahasa Arab ini menjadi satu ujian yang telus dari segi pemarkahan dan apa yang penting memberi kesan yang positif terhadap pembelajaran murid-murid di sekolah terhadap mata pelajaran ini dari masa ke semasa.

p/s : Apapun untuk akhir tahun ni, kita kena selesaikan dahulu ujian PKSR cara lama. Tahap 1, gunakan markah PKSR bulan 6 - 10 untuk dijadikan markah peperiksaan akhir tahun dan ditulis dalam buku rekod pelaporan pencapaian murid sebagai makluman ibu bapa. Manakala tahap 2, gunakan kertas soalan PKSR yang dibekalkan oleh BPI bagi tahun 4 dan BPK bagi tahun 5 seperti yang terdapat di dalam cd e-Pelaporan 2009 yang lalu. Selamat menjalankan tugas!

Pendapat

Dalam konteks kesesuaian dan Siyasah Syari'yyah khususnya bagi mengelakkan salah guna dan kekeliruan khususnya di Malaysia, saya cenderung untuk BERSETUJU LARANGAN PATUT DIBUAT oleh pihak kerajaan atau Kementerian Dalam Negeri (KDN) Selain itu, saya juga tidak setuju istilah lain seperti solat, kaabah, masjid digunakan oleh pihak selain Islam untuk ibadat dalam agama mereka. Memang benar, mudarat dan maslahat mungkin sahaja berbeza mengikut penilaian masing-masing, dan tentunya ia bakal memberikan kecenderungan berbeza-beza. Namun pada hemat dan penilaian saya, unsur kemudaratan lebih wajar dielakkan dalam hal ini. Justeru itu, penggunaan nama Allah oleh pihak Kristian khususnya dalam penulisan mereka, amat wajar dilarang oleh pihak kerajaan. Di dalam hukum Islam, kerajaan berhak memutuskan hukuman di dalam konteks menghalang mudarat yang dijangkakan. Dalam konteks Malaysia menurut perkiraan saya, penggunaan kalimah Allah bagi penganut agama Kristian amat dibimbangi boleh mencetuskan ketegangan antara penganut agama seterusnya boleh membawa pergaduhan yang serius jika gagal dikawal. Lebih lagi, apabila mengenang keadaan umat Islam yang ada hari ini terlalu amat lemah. Keadaan missionary bukan Islam yang amat galak untuk menggunakannya dengan tujuan-tujuan tertentu serta kemunculan beberapa kumpulan bukan Islam yang diyakini akan menyalahgunakan nama Allah dalam tulisan mereka secara berleluasa sehingga membawa kekeliruan bagi penganut Islam. Jika dilakukan kajian teliti terhadap hal mudarat ini, elok benar tindakan KDN untuk melarang. Sekali lagi perlu diingatkan, perlu diperbezakan keputusan hukum dan siyasah syar'iyyah. Sekuat manapun hujjah untuk membenarkan kristian menggunakan nama Allah, namun hujjah dari sudut mudarat dan kesesuaian konteks di Malaysia, larangan amat patut dilakukan, sama ada untuk tempoh tertentu atau berterusan atau mungkin boleh dibenarkan tetapi dengan syarat-syarat tertentu seperti semua bahan cetak yang ingin diedarkan itu perlu mendapat kelulusan KDN bagi setaip keluarannya dan juga dilaksanakan sekatan pengedaran secara terbuka (hanya terhad kepada penganut Kristian). Ini penting bagi menghindarkan mudarat yang boleh menimpa orang awam Islam yang sedang lemah, dan ruang konflik antara agama yang amat mudah ternyala api pergaduhan. Satu lagi fakta yang perlu difikirkan adalah, mengapa gereja-gereja di Eropah termasuk UK dan Vatican City di Itali TIDAK MENGGUNAKAN kalimah Allah untuk God, malah negera-negara majoriti Kristian juga tidak pernah sibuk ingin menggunakan nama Allah ini. Malah dalam filem-filem bercorak agama terbitan Hollywood, pihak Kristian tidak pernah diskrip menggunakan kalimah Allah bila menyeru tuhan, mereka hanya gunakan God atau Lord sahaja. Ini kerana itulah yang terpakai di sisi Kristian seluruh dunia sebenarnya. Cuma kita sedar kumpulan ini hanya memperjuangkan penggunaan kalimah ini di negara-negara majoriti umat Islam seperti Mesir, Indonesia, beberapa negara arab dan kini Malaysia. Tahukah anda apa sebabnya berlaku demikian?. Fikirkan... diharap kita semua sedar strategi di sebaliknya. Kesimpulannya, secara peribadi saya berharap agar rayuan keputusan yang akan dilakukan oleh KDN Berjaya mencapai keputusan sebaiknya.